6.1 Pengantar Teori Ikatan Valensi [Kembali]
Pada pembentukan molekul diatom. Dengan pendekatan ikatan valensi , mula mula digambarkan orbital orbital atom dalam dua atom yang terpencil, yang cukup terpisah sehingga tidak ada antaraksi diantara mereka. Masing masing atom diandaikan memounyai satu orbital atau lebih yang setengah terisi. Kemudian, dibayangkan kedua atom itu saling mendekati sampai dua orbital yang setengah terisi itu, satu dari masing masing atom, bertumpang tindih. Akibatnya,dua electron, satu dari masing masing atom, menghuni orbital orbital yang bertumpang tindih dari kedua atom itu. orbital atom yang bertumpah tindih ini adalah ikatan kovalen yang menggabung kedua atom itu untuk membentuk sebuah molekul.
Sebagai akibat pengucilan pauli, merupakan persyaratan dasar bagi sebuah ikatan kovalen, bahwa kedua electron itu spin yang berlawnan, karena keduanta menghuni satu orbital. Elektron elektron itu dikatakan berpasangan, jika hal itu merupakan satu sautnya tumpeng tindihnya orbital antara kedua atom itu, maka terbentuk suatu ikatan tunggal. Jika terdapat orbital orbital tambahan yang bertumpang tindih, maka akan diperoleh ikatan ganda. Demi sederhananya, elktron electron apa saja yang tidak berada dalam orbital yang bertumpang tindih, dinggap berada dalam orbital atom dan hanya tertarik oleh intinya masing masing. Mudah dilihat kemiripan antara ikatan valensi dan gagasan berpasangan electron dari lewis
6.2 Ikatan Sigma [Kembali]
Tiga contoh pembentuka molekul diatom oleh pendekatan ikatan valensi didiagramkan dalam gambar 6-1 . Dalam bagian (a) gambar itu, sapasang oerbital atom 1s (dari) atom hydrogen bertumpang tindih membentuk orbital molekul (dari) molekul H2. Orbital molekul yang dihasilkan mencakup kedua electron dan kedua inti itu. Pembentukan orbital molekul (dari) molekul F2 ditunjukkan dalam bagian (b). konfigurasi electron dari sebuah atom fluor terpencil, 1s2 2s22px22py22pz1, menyatakan hadirnya satu orbital p setangah terisi, orbital orbital p yang setengah terisi (dari) kedua atom F didiagramkan, dengan masing masing orbital stengah terisi secara sebarang bersumbukan sumbu x dan terletak dengan arah adu kepala. ( masing masing orbital atom lain dari kedua atom itu diisi dengan dua electron spinnya berlawanan). Sebagai akibat antaraksi kedua orbital ini, terbentuk suatu orbital molekul tunggal yang mencakup kedua electron orbital p dan kedua inti. Bagian (c) merupakan pemaparan terbentuknya orbital molekul (dari) molekul HF dari tumpeng tindihnya sebuah orbital 1s setengah terisi (dari) sebuah atom hydrogen dan suatu orbital 2p setengah terisi (dari)sebuah atom fluor.
Dengan H2, F2, dan HF , orbital molekul yang dibentuk disebut orbital sigma. Suatu orbital sigma (σ) ialah suatu orbital molekul yang simetris disekitar suatu garis yang melewati kedua inti. Bila rapatan electron dalam orbital ini terpusatkan dalam daerah bonding antara keduainti, ikatan itu disebut ikatan sigma.
Diagram molekul F2 dan HF yang ditunjukkan dalam gambar 6-1 tidak mencakup orbital 2s dan 2p atom flour. Oerbital orbital ini tidak digambar karena diandaikan bahwa tidak terlibat secara nyata dalam proses pembentukan ikatan. Tentu saja pasangan electron non bonding ini berperan dalam ukuran keseluruhan molekul. Untuk memberikan bangun molekul dengan baik, haruslah diperiksa rapatan electron (yang) mungkin, yang disebabkan oleh semua elktron (dari) atom atom yang terikat. Seperti untuk sebuah atom, dapat ditentukan disini suatu batas tertentu , misalnya suatu garis kontur 90-persen. Namun , karena ruwetnya pengerjaan matematis yang terlibat, dsukarlah untuk membangun suatu model bangun molekul yang memadai, yang menggambarkan system system electron dan inti. Seperti dibahas dalam topik khusus dalam bab 4 “Komputer Alat Ahli Kimia Teorti,” wahl memperluas fungsi computer untuk menghasilkan diagram yang secara potret menggambarkan pembentukan molekul dari atom atom.
Gambar 6-2 memaparkan diagram Wahl yang menunjukkan beberapa tahap pembentukan sebuah molekul H2. Tahap 1 menunjukkan dua atom hydrogen yang terpencil. Titik – titik yang dialurkan untuk menunjukkan jarang antar inti pada grafik, berpadanan dengan berbagai posisi atom kanan sewaktu mendekati atom kiri. Karena tak terdapat gay Tarik atau pun gaya tolak antara kedua atom itu waktu keduanya masih terpencil, energy potensial system pada tahap 1 adalah sama dengan nol. Pada tahap 2 tiap inti hydrogen mulai menarik electron atom lain, danmulailah proses pembentukan ikatan kovalen itu. Karena gaya Tarik antara kedua atom itu melebihi gaya tolak coulomb antara electron dan antara pada titik ini, maka energy potensial system pada tahap 2 lebih rendah daripada energy pada tahap 1. Tiap tahap berurutan berikutnya memaparkan suatu pengerutan keseluruhan (dari) awan rapatan electron dan suatu pertambahan betahap rapatan muatan antara kadua inti ketika proses pembentukan ikatan berlanjut .
Pada tahap 7 dicapai ikatan yang berenergi potensial rendah. Jarak ikatan optimum ini adalah jarak antar inti sebesar 0,74 . energy minimumnya berpadanan dengan titik dimana gaya tarik melebihi gaya tolak (proton proton dan electron electron) dengan selisih terbesar. Setelah tahap 7, akan terjadi kenaikan cepat energy , lewat tahap 8 dan 9, disebabkan oleh naiknya tolakan antara kedua inti yang bermuatan positif itu pada jarak yang lebi pendek. Diagram diagram kontur ini menunjukkan bahwa volume yang dihuni oleh electron electron mengecil pada saat molekul terbentuk. Jelas bahwa pemaparan lewis mengenai dua electron antara dua inti hydrogen itu kelewat disederhanakan ; muatan yang termampatkan antara kedua inti itu hanyalah sebagian kecil saja dari total dua electron dalam molekul hydrogen itu.
Dua tahap dalam pembentukan sebuah molekul F2 dari dua atom, ditunjukkan dalam gambar 6-3. Hanya tahap permulaan diman kedua atom fluor masih terpencil, dan tahap akhir dimana jarak ikatan optimum serta energy terendah, didiagramkan. Tahap tajap antara dalam pembentukan molekul ini lebit ruwet karena jauh lebih banyak orbital terlibat, daripada sekedar dua orbital 1s, yang digunakan dalam hal molekul H2. Struktur orbital atom fluor yang diperoleh dengan mempadukan rapatan muatan electron orbital 1s,2s,2px,2px dan 2pz , ditunjukkan dalam bab 4 . diagram kontur untuk molekul F2 menunjukkan jarak ikatan optimum sebesar 1,42 Å pada titik minimum energy potensial.
Dalam diagram kontur molekul H2 dalam gambar 6-2, garis kontur kedelapan dari inti inti kira kira berpadanan dengan jari jari vab der waals sebesar 1,20 Å .garis kesepuluh dari inti inti molekul F2 dalam gambar 6-3 kira kira berpadanan dengan jari jari vander waals sebesar 1,47 Å. Di luar garis garis kontur ini, terdapat hanya sebagian kecil (dari) muatan electron total. Jari jari van der waals suatu atom kira kira adlah jari jari dari garis kontur 98-persen.
Diagram diagram dari macam yang ditunjukkan dalam gambar 6-1 umumnya memdai untuk kita gunakan dalam memberikan ikatan sigma dan pembentukannya. Sering kali dihindarkan komplikasi dalam mencobamenggambarkan awan orbital electron dengan menggukan model pengisian ruangan yang sederhana atau model skala yang sederhana untuk membantu menghayati bangun molekul . Dalam gambar 6-4, ditunjukkan model model empat molekul . tiap atom diwakili oleh sebuah bola berwarna dengan ukuran sesuai yang terlekat pada sebuah bola lain pada sudut yang kira kira benar.
6.3 Ikatan Pi[Kembali]
Dalam pembentukan orbital ikatan antara dua atom fluor, orbital 2p bertumpang tindih secara adu kepala . terdapat cara kedua dalam mana orbital p yang setengah terisi dari dua atom yang berlainan dapat bertumpang tindih untuk membentuk suatu orbital ikatan. Jika kedua orbital p itu terletak tegak lurus pad garis yang menghubungkan kedua inti itu, ,ala cuping orbital akan bertumpang tindih adu sisi atau tumpeng tindih lateral , disebut dengan orbital pi (π). Ikatan kovalen ini disebut ikatan pi. Ciri dasar suatu ikatan ou ditunjukkan dalam gambar 6-5. Ikatan pi terdapat dalam molekum yang mempunyai dua atom yang dihubungkan oleh ikatan rangkap dua atau ganda tiga, sepeti yang terdapat dalam etilen, C2H4, karbon dioksida, CO2, asetilen,C2H2 dan nitrogen,N2. Dalam senyawa senyawa ini kedua atom itu juga dihubungkan oleh suatu ikatan sigma. Ikatan sigma mempunyai tumpeng tindih orbital yang lebih besar dan umunya merupakan ikatan yang lebih kuat ; suatu ikatan pi, dengan tumpang tindih yang lebih kecil, umumnya lebih lemah.
6.4 Orbital Hibridasi [Kembali]
6.4.1 Dalam molekul dalam ikatan tunggal. Konfigurasi elektron keadaan dasar untuk berilium (1s2,2s2),boron (1s2,2s2 2px1) dan karbon (1s2,2s2,2px1,2py1) menyarankan bahwa atom-atom unsur ini masing masing akan membentuk ikatan kovalen sebanyak nol,satu dan dua. Konfigurasi untuk atom berilium (1s2,2s2),misalnya,menyatakan bahwa semua elektronya berpasangan dalam spin dan karena itu tidak mampu untuk bergabung dengan elektron-elektron atom lain untuk membentuk ikatan. Namun,fakta eksperimen mengenai pembentukan ikatan kovalen oleh unsur-unsur ini dapat diringkaskan sebagai berikut:
Berilium, Be Boron B Karbon, C
1. Membentuk dua ikatan kovalen,misalnya BeCl2
|
1. Membentuk tiga ikatan kovalen,misalnya BCL3
|
1. Membentuk empat ikatan kovalen, misalnya CH4
|
2. Dalam BeCl2, atau senyawa yang mirip kedua ikatan itu identik
|
2. Dalam BCL3, atau senyawa yang mirip kedua ikatan itu identik
|
2. Dalam CH4, atau senyawa serupa, semua ikatan itu identik
|
3. Sudut ikatan antara dua ikatan adalah 180° ; geometri molekul adalah linear
|
3. Sudut ikatan antara dua ikatan adalah 120° ; geometri molekul adalah datar segitiga
|
3. Sudut ikatan antara dua ikatan mana saja, adalah 109°28' atau sekitar 109,5° ; geometri molekul adalah tetrahedral (bidang empat)
|
Untuk menjelaskan fakta fakta eksperimen ini sesuai dengan teori pembentukan ikatan kovalen, perlulah mengenal bahwa struktur elektronik unsur unsur ini dalam molekul tidak sama dengan sturuktur dalam atom atom terpisah. Pertama, dalam senyawa berilium haruslah menpunyai 2 ikatan, Boron 3 ikatan dan karbon 4 ikatan , dengan masing masing ikatan berisi hanya satu electron yang disumbangkan oleh atom pusat. Kedua , untuk senyawa , orbital ikatan yang dihasilkan oleh tumpeng tindihnya orbital atom dari dua atom berlainan, Be dan Cl, B dan Cl atau C dan H , haruslah identic. Orbital ikatan ini adalah ikatan sigma , tepat seperti yang digambarkan dalam gambar 6-1 untuk F2, H2,dan HF.
Diagram diagram dalam gambar 6-6 , 6-7 dan 6-8 secara bagan memaparkan proses khayal dari pembentukan ikatan dalam senyawa ini. Tiap proses yang dilukiskan oleh diagram diagram ini mempunyai 3 tahap dasar sebagai pondasinya. Tahap 1 menyangkut promosi electron dari suatu orbital 2s yang terisi ke suatu orbital 2s yang masih kosong . promosi electron ini terjadi dari keadaan dasar berenergi rendah ke keadaan eksitasi yang berenergi lebih tinggi dan karna itu memerlukan energy tambahan. Tahap 2 melibatkan pencampuran orbital 2s dengan semua orbital 2p yang sekarang berisi 1 elektron . banyaknya oerbital 2p yang terlibat dalam proses pencampuran adalah 1 untuk berilium , 2 untuk boron dan 3 untuk karbon . setelah orbital orbital itu dicampur, tidak lagi memiliki bentuk bulat dari orbital s atau bentuk halter dari orbital p, melainkan bentuk bentuk yang berkarakter sebagian s dan sebagian p. proses mencampur orbital orbital yang berlainan dari sebuah atom, untuk membentuk orbital orbital yang setera disebut hibridisasi. Orbital yang berbentuk disebut orbital hybrid
Dalam hal berilium, orbital orbital hybrid adalah suatu pencampuran satu orbital 2s dan satu orbital 2p dan disebut orbital hybrid sp . karena dua orbital bercampur untuk membentuk orbital hybrid,maka banyaknya orbital hybrid sp itu haruslah 2 . suatu pemaparan bentuk (dari) kedua orbital sp ditunjukkan dalam gambar 6-6 .
Dalam hal baron , orbital orbital hibrida merupakan suatu campuran dari sebuah orbital 2s dan dua orbital 2p dan disebut orbital hibrida sp2(diucapkan es pe dua). Terbentuk tiga orbital hibrida sp2 semcama itu. Karena orbital ini lebih berkarakter p dari pada karakter s dalam susunannya , mereka agak berbeda dari hibrida sp. Suatu pemaparan bentuk ketiga orbital sp2 ditunjukkan dalam gambar 6-7
Tahap 3 melibatkan tumpang tindih orbital Be, B dan C masing masing dengan orbital dari Cl, Cl dan H . masing masing dari kedua orbital sp dari berilium bertumpang tindih dengan orbital 3p yang setengah terisi dari klor untuk membentuk dua orbital molekul sigma. Masing masing dari ketiga orbital hybrid sp2 dari boron bertumpang tindih dengan orbital 3p yang setengah terisi dari atom klor, untuk membentuk 3 ikatan sigma. Keempat ikatan sigma dalam CH4 diakibatkan oleh tumpang tindihnya masing masing orbital hybrid sp3 karbon dengan orbital 1s atom hydrogen .
Energi yang diperoleh dari pembentukan dua ikatan tambahan dalam tahap 3 lebih mengimbali energy yang diperlukan untuk promosi electron 2s. meskipun dalam proses khayalan pembentukan ikatan ini tahap 2 dan tahap 3 terpisah, namun mereka saling bergantungan . hibridisasi dan pembentukan inti haruslah dibayangkan sebagai proses proses serempak. Dalam suatu makna , orbital orbital berhibridisasi dengan mendekatnya orbital atom setengah terisi dari atom atom lain. Dalam senyawa senyawa ini , hibridisasi atom pusat terjadi karena orbital orbital lebih mampu bertumpang tindih secara lebih efektif dengan orbital orbital atom ( dari ) atom atom lain. Juga , geometri molekul yang dihasilkan dari orbital hybrid yang ekuivalen itu, adalah geometri dalam mana pasangan pasangan electron ikatan berada sejauh mungkin satu sama lain. Gabungan antara tumpang tindih yang lebih efektif dan peminimalan energy tolakan antara pasangan electron ikatan, menghasilkan molekul yang berenergi terendah, bila orbital orbital atom pusat mempunyai penataan hibridisasi.
Kombinasi lain orbital hybrid ini dengan orbital orbital atom dimungkinkan . misalnya , tumpang tindih masing masing dari keempat orbital hybrid sp3 suatu atom karbon dengan orbital 3p yang tengah terisi dari suatu atom klor menghasilkan 4 ikatan sigma dalam CCL4 gabungan 2 orbital hybrid juga dikenal. Misalnya ikatan sigma antara kedua atom karbon etena, C2H6, dihasilkan dari tumpang tindih dua orbital hybrid sp3 seperti ditunjukkan dalam gambar 6-9
Bangun atau geometri suatu molekul sederhana bergantung pada banyaknya dan penataaan orbital ikatan (dari) atom pusat . sejauh ini dalam pemerian kita akan orbital hibridisasi, tekah diperkenalkan 3 macam geometri molekul . untuk molekul apa saja , dalam mana atom pusat terhibridisasi sp , seperti BeCl2 , geometrinya linear terhadapa atom pusat . jika atom pusat terhibridisasi sp2, dalam BCl3 , ketiga orbital itu berarah dari atom pusat kesudut sudut segitiga sama sisi dengan keempat atom itu berada pada bidang datar . geometrinya adalah segitiga . jika atom pusat terhibridisasi sp3 seperti dalam CH4 dan CCl4 , keempat orbital itu terarahkan ketitik titik sudut suatu bidang empat (tetrahedron); geometri itu dikatakan tetrahedral . susut sudut ikatan yang dikaitkan dengan molekul molekul ini , yang atom pusatnya terhibridisasi sp , sp2,dan sp3 , masing masing adalah 180o , 120o , dan 109,5o .\
Dalam etena C2H6 , kedua sudut ikatan H-C-H dan H-C-C kira kira 109o. molekul yang rumit mempunyai gabungan geometri. Misalnya , dalam trimetil boron (gambar 6-10), sudut ikatan C-B-C adalah 120o , sedangkan sudut ikatan H-C-B dan H-C-H kira kira 109o. ketiga orbital hybrid (dari) boron diarahkan ketitik sudut suatu segitga sama sisi (karbon karbon pada titik sudutnya), dan keempat orbital hybrid dari tiap karbon diarahkan ke sudut sudut suatu tetrahedron ( hydrogen pada ketiga titik sudut dan boron pada titik sudut yang keempat ).
Hibridisasi sp3 dalam molekul NH3 dan H2O . fakta bahwa berilium, boron dan karbon membentuk lebih banyak ikatan kovalen dari pada yang diramalkan dari konfigurasi electron keadaan dasar atomnya , melukiskan salah satu azas mendasar dari metoda keilmuan .bila dibuat ramalan yang didasarkan pada teori kimia yang ada mengenai sifat sifat molekul , misalnya bangun molekul , yang dikumudian hari tidak didukung oleh fakta eksperimen, maka akan menjadi perlu untuk mengubah teori itu untuk menempatkan fakta fakta . sukar untuk mendebat data eksperimen . kasus bangun molekul ammonia , NH3, dan air ,H2O, sekali lagi menggambarkan azas ini .
Konfigurasi electron keadaan dasar untuk sebuah atom nitrogen (1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1 ) menyarakan bahwa dalam NH3 ketiga ikatan sigma yang menggabung ketiga atom hydrogen kepada atom nitrogen, dihasilkan oleh tumpang tindihnya ketiga orbital 2p setengah terisi (dari) nitrogen dengan orbital orbital 1s dari atom hydrogen. Berdasarkan anggapan bahwa orbital p berarah tegak lurus satu sama lain, maka diramalkan bahwa sudut antara ikatan N-H haruslah 90o. juga dari konfigurasi electron keadaan dasar untuk sebuah atom oksigen (1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1), diramalkan bahwa dalam sudut antara ikatan sigma O-H haruslah 90o, ikatan mana dihasilkan dari tumpang tindihnya dua orbital p yang setengah terisi (dari) sebuah atom oksigen dengan orbital 1s dari dua atom hydrogen.
Namun, secara eksperimen dijumpai bahwa sudut ikatan ialah 107,30 dalam ammonia dan 104,5o dalam air. Satu cara menjelaskan sudut yang besar adalah dengan mengandaikan bahwa tolak menolak antara inti hydrogen yang bermuatan positif itu cenderung menjauhkan mereka satu dari yang lain , sehingga sudut ikatan menjadi lebih besar. Penjelasan yang lebih luas penerimaanya didasarkan pada hibridisasi sp3 yang menghasilkan empat orbital dari atom pusat yang terarah pada keempat titik sudut suatu bidang empat (tetrahedron) beraturan . seperti akan dijumpai dalam seksi 6.5, sudut tetrahedral beraturan sebesar 109,5o terganggu oleh adanya orbital orbital yang tak dilibatkan dalam ikatan .pemaparan secara bagan untuk menjelaskan orbital sp3 dalam molekul ammonia dan air ditunjukkan dalam gambar 6-11 dan 6-12. Pemaparan ini serupa dengan yang ditunjukkan untuk metana, CH4, kecuali bahwa tak diperlukan promosi electron dari suatu keadaan dasar ke keadaan eksitasi.
6.4.2 Dalam Molekul Dengan Ikatan Ganda. Seperti ditunjukkan dalam seksi 6.3 , ikatan sigma dan pi yang ada dalam molekul yang mempunyai dua atom yang dihubungkan oleh ikatan rangkap dan ganda tiga. Teori orbtal hibridisasi membantu menjelaskan ikatan dalam molekul semacam itu . diagram diagram serupa dengan yang digunakan untuk memaparkan proses khayalan pembentukan ikatan dalam BeCl2 , BCl3 dan CH4 dapat digunakan untuk menjelaskan pengikatan dalam etilena , C2H4 , asetilena C2H2 dan molekul lain yang berikatan ganda.
Asetilena ,C2H2 . dalam pembentukan asetilena ,C2H2, didiagramkan dalam gambar 6-14, tahap 1 identik dengan yang ditunjukkan untuk etilena dalam gambar 6-13. Tahap 2 melibatkan untuk tiap atom karbon, hibridisasi satu orbital 2s dan hanya satu orbital 2p ( seperti ditunjukkan dengan berilium dalam pembentukan BeCl2 dalam gambar 6-6) untuk menghasilkan dua orbital hybrid sp dengan energy sama . electron electron sisanya, dua atom per karbon , tetap berada dalam orbital 2p . tahap 3 melibatkan tumpang tindih suatu orbital hybrid sp dalam tiap karbon untuk membentuk orbital sigma C-C.
orbital orbital sp sisanya pada tiap karbon bertumpang tindih dengan orbital 1s atom atom hydrogen untuk membentuk dua orbital sigma C-H tambahan. Kerangka ikatan sigma C-H tambahan . kerangka ikatana sigma yang linier dari molekul asetilena ditunjukkan bersumbukan sumbu x pada bawah kiri dalam gambar 6-14. Orbital p pada tiap atom karbon bersumbukan sumbu y dan z. sepasang orbital p bertumpang tindih secara adu sisi , membentuk suatu sautu orbital pi yang kedua. Jadi terdapat lima orbital molekul ikatan dalan asetilena, tiga sigma dan dua pi. Keempat atom dari ketiga sigma terletak pada suatu garis lurus; kedua perangkat orbital p yang bertumpang tindih untuk menghasilkan ikatan pi bersikap tegak lurus satu terhadap yang lain.
Kedua orbital ini identic dalam segala hal. Awan awan electron (dari) kedua orbital pi dibayangkan sebagai memadu untuk membentuk awan electron silinder kosong dan berdinding tebal , yang membungkus orbital sigma yang menggabungkan kedua atom karbon.
Jarak karbon ke karbon untuk ikatan rangkap lebih pendek daripada untuk ikatan tunggal; untuk ikatan gnada tiga lebih pendek lagi . seperti tercantum dalam tabel 6.1 , juga terdapat pemendekan panjang ikatan C-H, bila ikatan ini berdampingan dengan ikatan rangkap atau ganda tiga .
Molekul molekul lain. Nitrogen unsur, :N≡N:, seperti asetilena, ikatan sigma terbentuk akibat tumpang tindih orbital atom dengan cara adu kepala. Dan ikatan pi terbentuk dari tumpang tindih lateral antara orbital orbital 2py dan 2pz yang setengah terisi (dari) masing masing atom nitrogen.
Molekul lain yang mempunyai baik ikatan sigma maupun pi adalah formaldehida, H2CO. terdapat tiga ikatan sigma dan satu ikatan pi dalam tiap molekul . dua dari ketiga ikatan sigma terbentuk dari tumpang tindih dari dua orbital hybrid sp2 karbon dengan orbital orbital 1s (dari) atom atom hydrogen ; ikatan sigma ketiga melibatkan tumpang tindih antara orbital hybrid sp2 yang tersisa (dari) karbon dengan orbital atom oksigen yang setengah terisi. Ikatan pi yang dihasilkan dari tumpang tindih lateral (dari) orbital orbital p (dari) atom atom karbon dan oksigen.
6.4.3 Hibridisasi Yang Melibatkan Orbital d. dalam seksi 5.3.1 dipaparkan beberapa kekecualian terhadap aturan delapan untuk senyawa kovalen. Antara kekecualian itu adalah senyawa PCl5 dan SF6, yang molekul molekulnya masing masing mempunyai sepuluh atau dua belas electron, dalam tingkatan energy terluar (dari) atom pusatnya. Dalam molekul yang atom atom pusatnya mempunyai lebih dari delapan electron dalam tingkatan valensinya, orbital orbital s,p dan d (dari) atom atom pusat dimanfaatkan dalam ikatan.
Diagram dalam gambar 6-15 dan 6-16 masing masing memaparkan secara bagan, proses khayalan pembentukan ikatan dalam PCl5 dan SF6. Dalam kedua senyawa itu, tahap pertama dari pembentukan orbital yang setengah terisi, yang banyaknya sama dengan banyaknya ikatan yang harus dibentuk oleh atom pusat itu. Tahap kedua mencakup hibridisasi orbital orbital setengah terisi (dari) atom pusat. Dalam hal PCl5, dalam mana fosforus membentuk lima ikatan ke klor, satu orbital 3s dan tiga orbital 3p dihibridisasikan dengan dua orbital 3d, untuk membentuk enam orbital ikatan hybrid sp3d2.
Struktur ikatan hybrid PCl5 dan SF6 masing masing ditunjukkan dalam gambar 6-15 dan 6-16. Lima orbital hybrid (sp3d) diarahakan ke lima titik sudut suatu dwilimas segitiga. Enam orbital hybrid (sp3d2) ditunjukkan keenam sudut suatu octahedron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar